Langsung ke konten utama

Sekedar Obrolan Kecil

Teringat obrolan dengan teman kemarin malam. Tentang Israel yang terus-terusan membombardir manusia yang bersemayam di Gaza. Bombardir tak kenal waktu. Bombardir tak pandang bulu. Wanita, bayi, bahkan orang tua renta tak pelak menjadi korban ribuan peluru. Warna merah hingga jingga menghiasi langit Gaza.

Bukan, bukan senja. Jingga senja indah dan sedap dipandang mata. Jingga di langit Gaza bukanlah jingga senja. Aura yang terpancar mengotori mata. Hingga membuat air mata tak kuat menahan alirannya.

Tak kenal waktu dan tak pandang bulu. Merobek siang dan malam dengan paksa. Namun, gema takbir senantiasa terdengar mengangkasa. Semakin mencekam suasana, kalimat-kalimat tayibah semakin terdengar jelas melawan kekalutan yang tercipta dengan penuh paksa.

Jerit tangis sempat mewarnai, tapi tak lama kemudian mereka bangkit lagi. Doa seluruh muslim di penjuru bumi menguatkan mereka. Iman di dada semakin membuncah dan tak terbendung isinya. Iman mereka semakin kuat. Tak ada yang pantas mereka takuti kecuali Illahi Rabbi.

Kemuncullan Israel bisa jadi ladang amal untuk manusia lain. Hujatan, kecaman, dan cacian justru menjadi kekuatan mereka. Namun, rasa iba kita pada saudara di Palestina tak pelak menggemparkan kesombongan para zionis.

Hati mereka mulai menciut. Nyali mereka semakin mengkerut. Manusia di dunia mulai bersatu. Manusia di dunia mulai membuka mata. Manusia di Indonesia juga mulai sadar akan keberadaan Palestina yang penuh derita.

Berbondong-bondong ungkapan simpati mulai mewarnai langit Indonesia. Semua ini bukankah berkah pilpres? Ketika dua kubu saling mencuri simpati dengan 'menjual' penderitaan Palestin, membuat manusia Indonesia mulai 'menengok' Palestin. Yang dulu belum pernah mendengar, kini bersimpati. Yang dulu hanya menengok, kini mulai melihat. Yang dulu hanya mengacuhkan, kini mulai memberi perhatian.

Ya. Memang harus begini. Harus ada pemantik agar langkah 'baik' mulai berjalan di atas bumi. Sudah saatnya bumi diberi jatah untuk bernapas tanpa harus was-was diri.


Ah, obrolan malam itu. Ternyata membekas sampai kini.

13 Juli 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!

TERNYATA, SAYA ADALAH MANUSIA BUSUK BAGI BEBERAPA ORANG

Pernah ga sih merasa bahwa di dalam hidupmu yang kamu pandang baik-baik saja itu, ternyata kamu busuk bagi beberapa orang? Tanpa sengaja sikap, tutur, atau tulisanmu menyinggung yang lain. Itu yang sedang saya renungi sekarang. Jangan-jangan ... sering orang tersinggung dengan apa yang saya lakukan, apa yang saya tampilkan, apa yang saya tuliskan? Berkaca pada hubungan sosial saya dengan lingkungan. Ada teman yang bersikap B aja selayaknya teman. Ada yang memperlakukan saya bak senior. Dan ... ada yang dingin sama saya. Dan saya ingin membicarakan yang bersikap dingin sama saya ini. Saat pertama menyadari sikapnya, saya begitu benci. Saya pikir, "Kenapa ni anak kok beda banget klo sama saya? Sama yang lain bersikap B aja. Tapi klo sama saya kok serasa ada tembok tinggi? Kaku." Saya menyalahkan dia. Saya menyalahkan sikapnya. Sampai akhirnya, sampailah di pemikiran: Eh, kayaknya yang salah saya deh. Jangan-jangan, selama ini saya memperlakukan

BACKPAKER KE NEGERI JIRAN: MALAYSIA

Hai, hai, halo. Mau cerita tipis-tipis nih tentang "petualangan" saya ke Negeri Jiran dua tahun lalu. Iya, tahun lalu. Tapi, baru sempet nulisnya sekarang. Hahahaha. Kelihatan banget malesnya. Alhamdulillah, salah satu mimpi masa kecil #haish tercapai juga. Dari kecil saya tuh ngefans banget sama Riani Djangkaru. Si cewek tomboy, suka dolan, setrong, dan UWOW bangetlah di mata saya. Dulu doi jadi "pemeran utama" program JEJAK PETUALANG. Weslah, ya, intermezonya. Setelah paspor dan tiket ada di tangan, berangkatlah saya dan 5 temen saya ke Negeri Jiran. Kami berenam cewek semua. Tiga berangkat dari Solo, satu dari Surabaya, dan dua dari Jakarta. Kami berkumpul dan berangkat dari Bandara Soetta. Berangkat tengah malam, jadilah kami ngompreng dulu di Soetta. Maklum, janjian ketemuan jam 8 malam. Pesawat berangkat 00.30. Kan mayan kan ngomprengnya. Ngobrol ngalor-ngidul. Hingga datanglah waktu kudu antre panjang buat pemeriksaan tiket sama paspor. Alhamdulillah, s