Hati manusia memang lemah. Manusia memang bisa cenderung
lemah. Manusia hanya bisa berserah pada-Nya. DIA lah sang Maha Pembolak-balik
hati. Dan DIA lah Pencipta kecenderungan ini. Hatiku sedang cenderung.
Cenderung pada sesosok transparan bayang manusia. Tidak salah. Dan tidak bisa
disalahkan. Sesuatu yang fitri, berasal dari kemurahan Ilahi. Pantasnya untuk disyukuri.
Syukur karena hati kita ternyata masih hidup. Masih peka akan kecenderungan
itu. Pertama, ini adalah sebuah nikmat. Kecenderungan ini adalah sebentuk
energi luar biasa yang menguasai hati dan pikiran. Namun, setelah merasai,
kecenderungan ini lantas kita tekan. Tekan hingga tak berbentuk. Biarlah yang
awalnya tiada, menjadi tiada lagi. Karena tak berhak memiliki, aku pun rela
melepas kecenderungan ini dengan senyum bahagia. Untuk apa aku menyesali
sesuatu yang bukan tercipta untukku. Biarlah kecenderungan ini pergi. Pergi
mencari kecenderungan yang lain, yang memang pasti tercipta untuk menemaninya.
Selamat jalan kecenderungan. Tetap berpijaklah di bumi. Agar detak langkahmu
dekat dengan sang Pemberimu. Dan aku, kan kulanjutkan hatiku mengarungi hidup
yang fana'. Kan ku buka hatiku demi kecenderungan yang baru. Yakni,
kecenderungan yang hakiki. Yang tepat sasaran. Terima kasih telah singgah
sebentar dalam gubuk kalbuku. Selamat jalan.
¤120711¤
Komentar
Posting Komentar