Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Sakit

Sebuah rasa tak mengenakkan Sebuah rasa membuat tak ingin dirasa Sebuah rasa membuat jengah (kadang) Memburu emosi Memburu sabar Sakit Lima huruf penggugur

Banjir Manusia di Pasar Kliwon

Sejak kemarin lusa, Senin 9 Februari 2015, alun-alun utara kota Surakarta sudah dipadati bus-bus. Sempat saya kira di sana sedang ada acara pertemuan para bus mania. Eh, ternyata bukan. Esoknya, pas saya berangkat kerja, mulai dari pom SPBU Semanggi sampai perempatan Gading, macet luar biasa. Selain bus besar-besar yang terparkir di pinggir jalan, ratusan manusia berpakaian gamis serta berpeci putih memenuhi jalan. Macet. Haul berpusat di Masjid Riyadh, depan RS Kustati. Haul yang sudah menjadi acara tahunan tersebut menjadi "berkah" tersendiri untuk masyarakat sekitar. Pasar tumpah, toilet dadakan, penginapan, serta stan makanan banyak dibuka di beberapa titik. Seperti alun-alun, Semanggi, Baluwarti, dan  Gading. “Taun kemaren ada acara kayak gini. Tapi, tahun ini lebih banyak.” Batin saya. Jadilah saya telat sampai kantor. Jadilah saya kepo dengan acara di daerah Pasar Kliwon tersebut. Setelah tanya sana tanya sini, ternyata di sana sedang ada Haul Habib Ali. Hau

Kembalinya Desember

Sebelas bulan bukanlah waktu sebentar Kusimpan rindu itu sampai masak Walau sering kali hati ini bergetar Mendengar namamu hingga hasrat berjumpa menyeruak Sebelas purnama terlewati sudah Kini tiba saatnya pertemuan Senja di pertengahan bulan Membuat jantung tak berhenti deg-degan Jadilah kita dipertemukan (lagi) Di akhir tahun yang tiap harinya hampir-hampir tertutup mendung Jadi, kawan, samakah kadar rinduku dan rindumu?

Dari Manusia Aku Belajar Manusia

Dari orang pelit, aku belajar pentingnya memberi. Dari pemarah, aku belajar agungnya bersabar. Dari orang sombong, aku belajar tentang rendah hati. Dari orang yang gemar berkata kasar dan menyakitkan, aku belajar berlemah lembut. Dari para pemfitnah, aku belajar untuk berpikir sebelum berkata. Dari para pengghibah, aku diajari cukuplah aib itu hanya untuk diri sendiri. Dari penyabar, aku belajar ketulusan. Dari dermawan, aku belajar bahwa jika kita menganggap harta itu hanya benda biasa justru rezeki akan terus mengalir dari jalan yang tak terduga. Dari penolong, aku belajar bahwa kita tak bisa hidup sendirian. Dari sesama manusia, aku belajar menjadi manusia. Dari tumbuhan, aku belajar cara memberi tanpa berharap kembali. Dari hewan, aku belajar bahwa akal memang sepantasnya digunakan sebaik-baiknya. Aku belajar dari kamu, dia, mereka, orang itu, dari kalian semua. Iya, kalian semua. J

SHOLAT ITU HARGA MATI

Kemarin, diajak temen buat beli jam di salah satu mall di Solo. Keliling sana keliling sini, akhirnya masuk ke salah satu stan jam. Penjaganya seorang mbak-mbak dan seorang bapak-bapak. Yang bapak-bapak ramahnya minta ampun. Sampai temen “pakewuh” kalau nggak jadi beli. #lol Nah, yang mbak-mbak, dari raut wajahnya kelihatan judes binti jutek gitu. Tapi, pas saya “menyetorkan” jam yang mau dibeli *jadi, ceritanya yang beli jam malah saya, temen saya nggak jadi beli. -___- Nah, pas si mbaknya lagi sibuk ngutak-ngutak jam, saya lihat ada tempelan kertas di dinding. Saya perbesar pupil mata biar isi tulisan bisa terbaca. Wow, ternyata isi tulisan tersebut adalah jadwal waktu sholat sodara-sodara. Masya Allah sekali. Saya pun bertanya sama mbaknya, “Mbak, itu jadwal waktu sholat ya?” Mbaknya: “Iya, Mbak. Soalnya di sini kalo adzan ga denger.” Saya: “Oh iya sih mbak. Rame gini.”. Gegara kasus tersebut *jeilah, kasus* saya jadi merasa bersalah. Si mbak yang tadi saya kira-kira o

Ketika

ketika tangan menggoreskan tulisan ketika tangan menggoreskan garis demi garis maka di saat itulah perasaan bekerja maka di saat itulah otak dipacu dan berupaya. mengungkapkan rasa.

Asyiknya Putus Cinta

Masa remaja adalah masa keemasan awal manusia. Pencarian jati diri, perang melawan nafsu, serta buih-buih cinta mulai terasa. Karena masih dalam proses pencarian jati diri itulah, banyak remaja yang terbingung-bingung sampai terbengong-bengong menghadapi ce-i-en-te-a alias cinta. Pertama-tama, mereka meraba-raba, kemudian hanyut akan suasananya, kemudian merasakan bungah karenanya, sampai akhirnya ada yang tersayat luka karena tajamnya pisau cinta yang mematahkan sayap si empunya cinta. Cinta tak bermenejemen baik memang lebih banyak menimbulkan sengsara dari pada nikmatnya. Jatuh cinta memang ajaib rasanya. Sehingga ketika seseorang diberi anugerah perasaan cinta, hanya hal-hal indah yang dirasa. Pahit, getir, buruk laku, dan hal-hal negatif dari pasangan lewat bak angin sepoi. Begitu juga dengan kisah dalam antologi ini. Berisikan 9 kisah para jomblo “berprinsip” yang memilih untuk memutuskan tali cinta dari pada menumpuk dosa di hadapan Tuhannya. Hampir semua kisah bercerita tenta