Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Sebagai Sesama Anake Wong Ora Nduwe, Ayo, Nangis Bareng Kene

Rejekine tiap uwong ki cen bedo2. Enek sing gajine dienggo dewe. Enek sing gajine kudu dibagi-bagi.  Enek sing anake wong nduwe, opo2 cemepak. Enek sing anake wong ra nduwe, pengen opo2 kudu usaha dewe.  Enek sing omahe apik. Enek sing omahe elek. Enek sing kudu usaha ngapikne omah dewe.  Tapi, kuwi wae we ya gur Wang Sinawang. Kadang sing didelok apik, jebule rekoso uripe, ora tenang atine. Sing didelok mesakne, jebule ayem lan santuy uripe.  Pancen bener, kunci bahagiane urip ki: diakehi anggone bersyukur marang Gusti. Po meneh wayah pandemi ngeneki, awak sehat termasuk doa duwur dewe sing disuwun marang Gusti. Aku percoyo juga sih. Pendak-pendak uwong ki duwe keinsecurane dewe-dewe. Duwe faktor2 sing gawe dekne iri, meri marang liyane. Kok wong kae ngene ya. Kok wong kae ngono ya. Kok aku ngene ya. Kok aku ngene-ngene wae ya. Orapopo. Kuwi realistis. Kabeh uwong mesti ngalami. Mbok o wong sugih. Mbok o wong ayu. Mbok o wong bagus. Mbok o pejabat. Mbok o sultan. Urip gur sedelo. Diak

Sosok-Sosok yang Kehadirannya Menghangatkan

 Ah, nggak bisa tenang. Takutnya yang habis baca tulisan sebelum ini, salah paham. Huhu. Masih dalam keadaan kedinginan seusai hujan-hujan, mencoba untuk menulis lagi. Wah, sehari 3x!!! Sugoi! Sosok-sosok yang insyaallah tak akan saya lupakan perannya, karena sudah berkenan ada untuk ibuk dan saya. Saat kami sama-sama rapuh. Yang pertama, tentu saja saudara. Adik-adiknya ibuk. Yang saat saya dan ibuk dilarang beraktivitas di luar selama 14 hari, selalu siap sedia menjaga dan mengurus kami. Semua. Paklik, Bulik, sepupu-sepupu. Alhamdulillah rumah kami sebelahan. Satu kompleks. Bahkan yang agak jauh, langsung meluncur ke rumah saat tahu bapak masuk ruang ICU. Kalian pasti tahu betapa saya sangat mencintai kalian. ❤️ Karena setelah bapak nggak ada, saya dan ibuk masih menjadi fokus dan prioritas mereka.  Selanjutnya, ada chief editorku dulu. Yang setelah bapak masuk ruang isolasi, langsung tanya: Dek, bapak dirawat di ruang apa? Mau dibawain apa? Yang setelah tahu saya dan ibuk wajib isol

Tentang Seorang Teman yang Selalu Bikin Banjir Air Mata Setiap Kali Mengingatnya

Percayalah, saat saya menulis ini, saya sedang di kantor. Hujan deras. Hujan di luar, hujan pula mata saya. Ketika ... saya mengingat sosok ini. Seorang teman, cancerian, yang susah marah, jarang suuzon, yang selalu menjadi teman yang bisa diandalkan.  Apakah gerangan yang dia perbuat hingga bikin saya mewek tiap kali mengingatnya? Dia adalah seorang teman yang berani melayat bapak. Bukan, bukan saya mau menjelek-jelekkan yang lain. Karena saya paham, teman saya tak banyak. Pun, teman-teman yang dekat dengan saya waktu itu memang berhalangan datang. Dan saya katakan kepada mereka: NGGAK APA-APA GES, MINTA DOANYA BUAT BAPAK. SAAT INI TAK ADA YANG LEBIH BAIK DARI DOA.  Hanya saja, saya tersentuh dengan satu teman ini. Ketika saya bilang kepada teman lain: iya, ndak apa-apa, doanya, ya. Sebagai manusia biasa, saya tak munafik, tak akan menampik, bahwa ... jauh di lubuk hati saya, saya bahagia saat ada teman yang ‘berani’ datang ke rumah. Sungguh. Ini bukan untuk menyudutkan teman lain. Sa

Apa yang Terjadi dengan Mereka yang Ditinggal Mati?

Rindu. Sudah lebih dari empat puluh hari setelah bapak pergi. Rasanya ... Cuma kaya ditinggal bapak piknik. Rasanya, suatu hari nanti bapak akan kembali.  Berharap tiba-tiba bapak muncul di depan pintu. Suara motor smash-nya kedengeran dari jauh seperti biasa. Lalu motor diparkir di depan pintu. Bapak pun masuk, dengan senyum ramahnya. Bapak, bapak nggak kangen akukah? .... Seperti ada yang hilang.  Seperti ada yang kosong. Seperti ada yang kurang. .... Lalu ... rindu tiba-tiba datang menggebu. Baik yang kurasa, maupun ibu. Bapak yang kemarin masih cerewet, yang suaranya keras, yang suka bercengkerama sama anak-anak kecil, tiba-tiba hilang begitu saja. Tak ada raganya. Tak bisa dipegang. Tak bisa bertatap muka. Apa bapak sedang menatap kami? .... Kepergian bapak membuatku menjadi berpikir kembali tentang hidup. Dulu, saat mendengar kalimat: URIP KUWI GUR MAMPIR NGOMBE (hidup itu cuma mampir minum), nggak terlalu ngeh. Tak terlalu nggagas. Pas bapak udah nggak ada: KOK HIDUP TUH KAYAK M

Lebaran Kali Ini ....

  Ada yang kehilangan ayahnya. Ada yang kehilangan ibunya.  Ada yang kehilangan dua-duanya. Ada yang kehilangan pekerjaan. Ada yang tidak bisa bertemu keluarga karena di perantauan. Ada yang tak bisa tidur nyenyak karena kelaparan. Ada yang tak bisa merayakan lebaran karena diserang rudal dan senapan. Sesungguhnya, aku, kamu, dia, mereka tak pernah bersedih sendirian. Tak pernah terluka sendirian. Tak pernah menderita sendirian. Andai ... Berkenan membuka mata dan keluar dari zona nyaman. Untuk saling mendukung dan mendoakan. Selamat lebaran.

Banyakin Bersyukur, Biar Bahagia

Adakah Hikmah Isolasi Mandiri Untukmu? Tentu! Covid yang sudah menyerang dunia ini selama setahun, sudah membatasi ruang gerak manusia. Ditambah harus isolasi di rumah setengah bulan, pasti ada pengalaman lebih lagi. Sudah seminggu sejak saya dinyatakan bebas beraktivitas, tapi rasanya masih malas untuk keluar-keluar. Toh, ini bulan puasa. Nggak kerja pula. Mau ngapain? Paling keluar cari lauk atau makan. Seperti sore ini. Setelah beberapa hari cuma makan telor #wkwkwkwk akhirnya saya keluar dari 'sarang'. Saya nyalakan motor, dan ... Wes! Mau makan apa?  Hmm. Kangen geprek mozarela. Yodah, cus ke warung makan yang nggak jauh-jauh amat dari rumah. Pas sampai TKP, eh, kok kayak kenal, ye, sama si mbak yang kerja di situ? Sapa? Enggak? Sapa? Enggak? Ya, sapalah. Eky? Dia melongo.  Eh, Awe? Wkwkwk. Iya, Ky. Ni aku. Udah nikah belum, We? Belom. Ah, masa? Masa sih? Anakku dah dua lo. Iya, masa aku boong? Yang mau kamu cari apaan? Anakku dah 2. Kamu malah belom apa-apa. Nunggu apa? N