Adakah Hikmah Isolasi Mandiri Untukmu?
Tentu!
Covid yang sudah menyerang dunia ini selama setahun, sudah membatasi ruang gerak manusia. Ditambah harus isolasi di rumah setengah bulan, pasti ada pengalaman lebih lagi.
Sudah seminggu sejak saya dinyatakan bebas beraktivitas, tapi rasanya masih malas untuk keluar-keluar. Toh, ini bulan puasa. Nggak kerja pula. Mau ngapain?
Paling keluar cari lauk atau makan. Seperti sore ini. Setelah beberapa hari cuma makan telor #wkwkwkwk akhirnya saya keluar dari 'sarang'. Saya nyalakan motor, dan ... Wes! Mau makan apa?
Hmm.
Kangen geprek mozarela. Yodah, cus ke warung makan yang nggak jauh-jauh amat dari rumah. Pas sampai TKP, eh, kok kayak kenal, ye, sama si mbak yang kerja di situ?
Sapa?
Enggak?
Sapa?
Enggak?
Ya, sapalah.
Eky?
Dia melongo.
Eh, Awe?
Wkwkwk.
Iya, Ky. Ni aku.
Udah nikah belum, We?
Belom.
Ah, masa? Masa sih? Anakku dah dua lo.
Iya, masa aku boong?
Yang mau kamu cari apaan? Anakku dah 2. Kamu malah belom apa-apa. Nunggu apa?
Nunggu anakmu tiga. Wakakaka.
Ntar klo anakku tiga, kamu mau nyari alesan apa lagi?
Wkwkwkw. Btw, kamu masih di sini?
Iya. Aku pulang ke rumah ortuku. Aku pulang bawa dua anakku.
He? Maksudnya?
Aku udah cerai.
Ya ampun, tapi kamu masih strong kayak dulu, Ky. Serius! Si wanita kuat.
Ucapku sambil memegang lengannya.
Akhirnya, aku pun pamitan.
Setelah pamitan, aku muter-muter dulu. Motor-motoran. Sambil memikirkan nasib. Wkwkwkw.
Mulai berpikir tentang hidup. Berpikir tentang takdirku. Takdir temenku. Huh! Aku bener-bener manusia kurang syukur. Di luar sana banyak wanita-wanita strong dengan masalah di pundak masing-masing. Dan ... Mereka kuat. Mereka survive. Mereka mampu melalui itu semua dengan baik. Ya, mau nggak mau sih. Dan itulah yang akhirnya menempa mereka jadi wanita kuat. Wanita modern yang strong. Wanita desa dengan senjata ampuh di dadanya: demi nyambung urip!
Komentar
Posting Komentar