Na.. na.. na.. na.. Dendang hidupku. Tanpa jeda. La.. la..
la.. la.. Senandungku menyambut tiap episod skenarioku.. woeiya..woeiya..
woeiya.. teriakku pada angin. Hai angin, akan kau bawa kemana tubuhku yang
mengambang ini? Huhuhuhuhu.. Suara sedihku. Saat lakonku tak baik. Tak baik
dalam artian kamus hatiku. Walau kenyataannya adalah terbaik dari Tuhan
untukku.. Hahahaha.. Tawaku menertawai hidup. Kemahiran manusia merancang dunia
yang dikehendakinya. Padahal, ia sebenarnya tak berhak mengatur sesuatu yang
sudah diatur oleh-Nya.. Tralalalalala.. Saat keindahan itu datang, aku
menyambutnya dengan tangan terbuka. Deg-deg-deg, detak jantungku. Detakan yang
semakin meningkat. Aku merasakannya. Kupu-kupu dalam perutku mungkin sedang
bermalam di hatiku. Hahaha.. Hidup memang lucu. Pantas untuk ditertawakan.
Terkadang, juga pantas untuk ditangisi. Saat apa yang kita mau datang dengan
mudahnya. Saat yang kita harap tak sampai pada kita. Saat sesuatu tak terduga
mendadak berdiri di hadapan kita. Ahay.. kini, aku mulai menerimanya. Aku
hampir lulus dari tes kelulusan takdir. Dari ujian menantang hidup. Hey.. Aku
hanya bermodal ikhlas dan sabar. Apa aku salah? Tentu saja tidak. Inilah
jalanku. Jalan terbaik yang IA kerahkan padaku. Wahai Sang Maha Berkehendak,
Aku sayang pada-Mu. Setiap yang ku tegakkan, kupijak, kusikapkan, kututurkan,
hanya mengarah pada arah yang telah Kau tunjukkan. Bukankah di setiap sudut
jalan itu Kau beri rambu dan petunjuk. Bahkan dengan jelas. Sangat jelas.Tentu
saja, ini membuatku semakin mengenal-Mu. Mengerti keberadaan-Mu. Kumohon,
tetaplah menatapku
Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!
Komentar
Posting Komentar