Jadi, beberapa hari yang lalu saya ngobrol #eh ghibah sama temen.
Tentang seseorang yang kepribadiannya berubah (kaya power ranger aje)
Dulu doi introvert parah. Sempet ansos (antisosial). Misterius. Ga pernah cerita soal dirinya sendiri. Tertutup.
Eh, sekarang ... Ketika sudah menemukan 'tempat nyaman' dia kok berubah. (Atau bisa jadi sudah merasa nyaman?)
Kata temen: akhirnya perutnya engga kembung lagi karena nahan 'kentut'.
Trus auto mikir.
Oh, jadi kepribadian tuh bisa berubah ya.
Atau aslinya memang ada jiwa ekstro dan sanguinis di dirinya makanya kok bisa berubah saat bertemu dengan orang yang tepat dan di tempat yang tepat.
Terus ...
Auto keinget sama diri sendiri dong wakaka.
Saya dulunya adalah manusia menyebalkan. Tengil maksimal.
Sekarang?
Masih dong. 🤣
Simpulannya?
Manusia bisa berubah.
Asal bertemu temen yang tepat.
Asal berada di tempat yang menurutnya nyaman.
Eh, bukan berubah ding.
Tapi mengeluarkan sifat aslinya.
Karakter aslinya.
Wes ga enek tedeng aling2.
Ga jaim2 maning.
Ga usah minder atau insekyur karena belum bisa jadi manusia baik. (Aku sering ngomong sama diri sendiri kaya gini 😂)
Manusia itu makhluk dinamis. Makanya, temen yang dulu dekat, sekarang engga. Dulu yang ga kenal, sekarang CS banget.
Manusia bisa berubah. Fungsi evaluasi diri, muhasabah #halah itu kan biar tau yang mana kudu diubah mana yang kudu dipertahankan.
Udah telanjur dicap buruk atau nyebelin?
Yo gapopo.
Wong memang kamu dulu kaya gitu.
Salah 1 step untuk self acceptance kan kaya gitu. Menerima kekurangan diri wkwkwk.
Susah cuy mengubah dan menghilangkan sifat jelek ki. Tapi bukan berarti ga bisa kan?
Komentar
Posting Komentar