Kemarin adalah hari yang superberat buat saya. Ada satu hal sepele yang bikin geger dan nyesek. Sampai semalaman saya ga bisa tidur dan paginya bangun kesiangan. Tapi, the show must go on. Saya kudu berdiri tegak. Menatap ke depan.
Oke, yuk, lanjut!
Dan pagi ini. Pagi yang masih berat. Dan hidup saya mulai dengan tidak berekspektasi.
Biasanya, saya kecewa saat mau naik bus. Karena biasanya, pas saya mau myeberang, busnya lewat dan saya ketinggalan.
Hari ini, saat saya mau nyeberang, busnya datang. Saya udah hopeless. Tapi di tengah rasa hopeless, entah kenapa kaki saya mengajak saya lari. Padahal saat ini kendaraan banyak sekali.
Saya nekat menyeberang. Kemudian lari menuju halte. Padahal busnya udah mau jalan. Eh, batiba mandeg. Alias berhenti.
Lalu Pak Sopir membukakan pintu busnya. Beliau bilang, “Enggak saya tinggal kok, Mbak.”
Hehe, makasih, Pak.
Rasanya pengen mewek. Di tengah perasaan amburadul saya karena masalah kemarin, ternyata ada satu hal manis yang bisa disyukuri.
Hal manis ini mampu membuat pagi saya tidak begitu ‘berkabut’.
Terima kasih, Pak Sopir (yang saya tidak sempat membaca namanya). Terima kasih BST.
Terima kasih telah membuat Kamis pagi saya begitu manis.
Sukses selalu, sehat selalu, dan semoga dilancarkan rezekinya, ya, Pak.
Komentar
Posting Komentar