Langsung ke konten utama

Kenapa, ya, Kalau Belum Hamil, yang Disalahkan Selalu Pihak Cewek?

 


Coba baca tulisan di gambar di atas.


Gemas ga?


Pengen nimpuk si kakak iparnya ga?


...


Kenapa ya kalau belum hamil, yang disalahkan selalu pihak cewek?


Padahal cowok mandul juga ada.

Padahal pas 'anu' engga saat masa subur juga bisa.


Biar sama2 lega, tenang, dan ga saling menyalahkan.

Dua-duanya mesti cek.


Sebagus2nya ovum kalau ketemu sperma yang jelek/rusak, juga bisa bikin gagal pembuahan, pun keguguran.


Biar tidak ada prasangka antarpasangan.

Biar bisa menjawab pertanyaan netijen dengan baik dan benar.

Kalau normal semua, berarti masalah rezeki aja. Hehe.

Bekoz, hidup mati jodoh keturunan semua di tangan Tuhan.


...


Menyambung bahasan soal belum hamil ... ya, memang tidak bisa dipungkiri, bahwa 80% orang menikah tujuannya untuk mendapatkan keturunan.


Lantas pertanyaan selanjutnya, jika ternyata Tuhan tidak memberi amanah kepada pasutri tersebut, gimana dong?


Banyak pihak menyalahkan si istri, dibilang ga becus dan ga sempurna jadi wanita.

Banyak pihak juga menyarankan untuk poligami. 

Banyak pihak juga menyarankan untuk cerai.

Wow!


Ternyata faktor eksternal mempunyai peran signifikan dalam menentukan keputusan pasutri. #ehe


Jadi keinget sama salah satu episode di Kick Andy soal Childfree.

(Note: saya bukan golongan chlidfree, ya!)


Ada satu potongan kalimat dari narasumber yang membuat saya auto: MasyaAllah. Ternyata di dunia ini ada lelaki yang menggunakan akal dan hati semaksimal ini.


Namanya Arief Maulana. Ketika dia melamar istrinya, Citra Hayu, dia bilang gini: "AKU MENIKAH DENGANMU, ADA ATAU TIDAK ADA ANAK, TIDAK MASALAH."


Bang Andy tanya: "Kenapa sampai ucapan itu terucap?"


Arief: "Karena ketika pasangan memiliki anak, aku sadar kalau bebannya lebih banyak kepada wanita."


---

Deep!

Bener juga #ehe

Karena pada kenyataannya, banyak orang tua 'durhaka' kepada anaknya.


Dan akan sangat egois ketika alasan punya anak hanya karena TEKANAN SOSIAL, dan bukan karena benar-benar siap dan mau bertanggung jawab untuk do and give the best untuk buah hati.


....


Karena anak berhak mendapat kehidupan 'layak'.

Karena anak berhak mendapat kasih sayang dan perhatian.

Dan, tentu saja ....

Karena anak berhak punya keluarga bahagia. 😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak Ditentang, Sebenarnya Childfree Itu Sebuah Ancaman Atau Ketidaksiapan Atas Perbedaan?

Ada netizen yang upload foto anaknya 24/7, society fine-fine saja. Namun, ketika ada seorang netizen upload pendapat pribadi, di lapak sendiri, testimoni pribadi pula, dianggap sebagai ancaman. Yakni seseorang yang memilih Childfree!!! Padahal kalau dipikir-pikir,  manusia itu makhluk dinamis. Apa yang dipikirkan detik ini, belum tentu lima menit berikutnya masih disepakati. Manusia itu makhluk terlabil sedunia, Beb. 😁 No offens, ya Ges ya. Ak cuma menyoroti kenapa kita enggak siap menerima perbedaan. Soal perlakuan bar-bar Gitasav juga, pernah enggak kalian riset atau apa, ya, istilahnya, merenung #halah kenapa seorang Gitasav bisa sebrutal itu ke netizen? Lelahkah ida? Karena jauuuuh sebelum masalah childfree, ada soal ‘stunting’ juga yang dia sebut, dia juga sudah sering diserang dan dikata-katain. Hehe Istilahnya, ojo jiwit yen ora gelem dijiwit. Pas Gitasav nyerang balik, eh, netijen baper ✌️🫢🏻 Eh, ini saya bukan lagi membela ea. Cuma mencoba melihat dari 2 sisi. Soalny...

KENAPA ORANG LEBIH SUKA NGASIH NASIHAT KETIMBANG SEMANGAT?

 Netijen: Lebay banget sih, gitu aja distatusin? Lo kere ya? Sampai ga bisa makan? Me: Anjay. πŸ˜‚ Cara tiap orang mengelola emosi, cara orang menghadapi masalah diri, cara orang untuk 'ngomong' itu beda-beda keleus. Kalau kamu tipe penyabar, tipe diem doang saat dihadapkan sama masalah yang sama kaya saya, ya monggo. Dipersilakan. Saya malah salut. Karena orang sabar disayang Tuhan. Saya punya cara sendiri. Urusan ga sabar, urusan ga disayang Tuhan, itukan hak prerogatif Tuhan.  Kasus beda perlakuan, beda cara memperlakukan warga, tetangga, itu udah jadi persoalan klasik di setiap masyarakat. Hambok deloken chat di WhatsApp ku. Isine wong do curhat. Cuma mereka orangnya sabar, jadi diem aja.  Saya ga masalah kok engga dapat beras, engga dapat sembako, saya punya duit. Alhamdulilah.  Yang jadi masalah adalah ... beda perlakuan. Kenapa harus membeda-bedakan? Berarti kasus ada tetangga mati sampai berhari-hari itu karena kasus kaya gini? Alhamdulillahnya, kemarin Pak RT ...

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!