Langsung ke konten utama

Kemiskinan Identik dengan Inferiority Complex?

 


Gambar di atas adalah hasil tangkap layar status sepupu saya.

Iya, ya, kenapa kalau di rewangan, hajatan, atau acara di kampung, yang biasa menjadi SEKSI RIBET adalah warga miskin?

...

Kalau dipikir-pikir ... salah satu penyebabnya, karena orang menengah ke bawah cenderung punya inferiority complex (kompleks inferioritas).

Inferiority complex adalah kondisi dimana seseorang memiliki perasaan tidak mampu dan insecure. 

Orang miskin cenderung 'banyak' yang merasa tidak berdaya, tidak layak, dan tidak pantas.

Jadi secara sadar, si miskin dengan sukarela melakukan apa pun yang diperintahkan.

Pernah ga sih lihat kenalan/tetangga yang sendika dawuh banget sama seseorang?

Disuruh A, mangkat.

Disuruh B, oke.

Disuruh C, hayuklah.

Dan biasanya, yang disendikadawuhi ini memang dari segi ekonomi cenderung lebih tinggi.


Biasanya bermula dari sering ditraktir, sering dikasih sesuatu, dibantu ...

Akhirnya, si 'suruhan' ini mikirnya ingin balas budi.

🙃

Eh, keterusan.


Auto keinget sama seorang teman, yang ketika meet up, kemudian doi bilang: aku yang traktir

Lalu aku jawab: oke, lain kali gantian aku.

Dia jawab lagi: No. Pertemanan kita bukanlah pertemanan transaksional. Misal aku sekarang nraktir, bukan berarti lain kali gantian kamu. No. Ini aku yang traktir karena aku lagi bahagia karena kemarin lulus pas sidang skripsi.

Jadi dia ga mau ada dinding pemisah atau beda kasta gegara kasus traktir-menaktir.

...

Namun, tidak semua kalangan menengah ke bawah punya mental 'suruhan' sih.

Aku berasal dari kalangan bawah a.k.a proletar btw.

Tapi ga mau ambil peran buat disuruh-suruh #lol

...

Jari, gimana caranya melawan inferiory complex ini?

Pastikan kita (eh, aku) punya personal boundaries.

🙃

Melansir dari cleo.co.id, setting boundaries merupakan penetapan batasan pribadi seseorang dengan orang lain. Dalam setting boundaries ada personal boundaries atau batasan pribadi. Batasan diri tersebut untuk menjaga privasi dan harga diri.



So ...

Simpulannya adalah ....

Mau jadi pesuruh?

Atau yang disuruh2?

Atau ...

Menjaga jarak dari keduanya?




Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!

TERNYATA, SAYA ADALAH MANUSIA BUSUK BAGI BEBERAPA ORANG

Pernah ga sih merasa bahwa di dalam hidupmu yang kamu pandang baik-baik saja itu, ternyata kamu busuk bagi beberapa orang? Tanpa sengaja sikap, tutur, atau tulisanmu menyinggung yang lain. Itu yang sedang saya renungi sekarang. Jangan-jangan ... sering orang tersinggung dengan apa yang saya lakukan, apa yang saya tampilkan, apa yang saya tuliskan? Berkaca pada hubungan sosial saya dengan lingkungan. Ada teman yang bersikap B aja selayaknya teman. Ada yang memperlakukan saya bak senior. Dan ... ada yang dingin sama saya. Dan saya ingin membicarakan yang bersikap dingin sama saya ini. Saat pertama menyadari sikapnya, saya begitu benci. Saya pikir, "Kenapa ni anak kok beda banget klo sama saya? Sama yang lain bersikap B aja. Tapi klo sama saya kok serasa ada tembok tinggi? Kaku." Saya menyalahkan dia. Saya menyalahkan sikapnya. Sampai akhirnya, sampailah di pemikiran: Eh, kayaknya yang salah saya deh. Jangan-jangan, selama ini saya memperlakukan

BACKPAKER KE NEGERI JIRAN: MALAYSIA

Hai, hai, halo. Mau cerita tipis-tipis nih tentang "petualangan" saya ke Negeri Jiran dua tahun lalu. Iya, tahun lalu. Tapi, baru sempet nulisnya sekarang. Hahahaha. Kelihatan banget malesnya. Alhamdulillah, salah satu mimpi masa kecil #haish tercapai juga. Dari kecil saya tuh ngefans banget sama Riani Djangkaru. Si cewek tomboy, suka dolan, setrong, dan UWOW bangetlah di mata saya. Dulu doi jadi "pemeran utama" program JEJAK PETUALANG. Weslah, ya, intermezonya. Setelah paspor dan tiket ada di tangan, berangkatlah saya dan 5 temen saya ke Negeri Jiran. Kami berenam cewek semua. Tiga berangkat dari Solo, satu dari Surabaya, dan dua dari Jakarta. Kami berkumpul dan berangkat dari Bandara Soetta. Berangkat tengah malam, jadilah kami ngompreng dulu di Soetta. Maklum, janjian ketemuan jam 8 malam. Pesawat berangkat 00.30. Kan mayan kan ngomprengnya. Ngobrol ngalor-ngidul. Hingga datanglah waktu kudu antre panjang buat pemeriksaan tiket sama paspor. Alhamdulillah, s