Langsung ke konten utama

AWE SAMBAT #2

Banyak pertanyaan untuk Tuhan. Dan pertanyaan-pertanyaan itu berawal dari segala sesuatu yang saya sering sebut: ketidakadilan.


Kenapa saya begini?
Kenapa saya begitu?
Kenapa takdir yang saya terima begini?
Kenapa yang saya ekspektasikan meleset dari perkiraan?

Banyak pertanyaan.
Banyak kegelisahan.
Banyak kekecewaan.

Ya. Saya bukan orang baik. Saya bukan orang religius. 

Saya orang munafik? 
Bisa jadi.

Saya orang yang omong doang?
Sering kali.

Saya bukan tipe orang yang mudah legowo. Menerima apa pun takdir Tuhan dengan hari lapang.

Selalu ada ganjalan dan pertentangan. Sering kali saya mempertanyakan kepada Tuhan: Kenapa harus saya?
Kenapa kaya gini lagi?

Kenapa?

Kenapa?

Kenapa?

Setelah banyak pertanyaan terlontar, waktu berlalu, dan seperti itulah saya mendapat jawaban.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya sendiri.

Kenapa Tuhan memberi takdir A.
Kenapa Tuhan memberi takdir B.

Dijawab oleh waktu, satu per satu.

Maka daripada itu, saya selalu menjadi orang yang terlambat.

Terlambat memahami.
Terlambat mengeksekusi.

Tahukah kau apa arti kata terlambat?
Kau tidak mendapat apa yang bisa kau dapat 
Kau kehilangan sesuatu yang berharga, karena meleset dari perkiraan.

Sia-siakah?
Bisa jadi.

Karena iru tergantung persepsi.

Oleh sebab saya adalah tipe orang filosofis, saya selalu mencoba untuk mengambil hikmah atas segala sesuatun. Mulai dari hal remeh dan receh sampai ujian berat yang bikin mental down.

Perenungan-perenungan yang saya pelajari setelah jawaban-jawaban itu datang.


Ah, saya memang manusia bebal.
Manusia tak tahu diri.

Karena tidak mungkin Tuhan memberi takdir yang salah. Prasangkaku sendiri saja yang sering goyah dan berubah-ubah arah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!

TERNYATA, SAYA ADALAH MANUSIA BUSUK BAGI BEBERAPA ORANG

Pernah ga sih merasa bahwa di dalam hidupmu yang kamu pandang baik-baik saja itu, ternyata kamu busuk bagi beberapa orang? Tanpa sengaja sikap, tutur, atau tulisanmu menyinggung yang lain. Itu yang sedang saya renungi sekarang. Jangan-jangan ... sering orang tersinggung dengan apa yang saya lakukan, apa yang saya tampilkan, apa yang saya tuliskan? Berkaca pada hubungan sosial saya dengan lingkungan. Ada teman yang bersikap B aja selayaknya teman. Ada yang memperlakukan saya bak senior. Dan ... ada yang dingin sama saya. Dan saya ingin membicarakan yang bersikap dingin sama saya ini. Saat pertama menyadari sikapnya, saya begitu benci. Saya pikir, "Kenapa ni anak kok beda banget klo sama saya? Sama yang lain bersikap B aja. Tapi klo sama saya kok serasa ada tembok tinggi? Kaku." Saya menyalahkan dia. Saya menyalahkan sikapnya. Sampai akhirnya, sampailah di pemikiran: Eh, kayaknya yang salah saya deh. Jangan-jangan, selama ini saya memperlakukan

BACKPAKER KE NEGERI JIRAN: MALAYSIA

Hai, hai, halo. Mau cerita tipis-tipis nih tentang "petualangan" saya ke Negeri Jiran dua tahun lalu. Iya, tahun lalu. Tapi, baru sempet nulisnya sekarang. Hahahaha. Kelihatan banget malesnya. Alhamdulillah, salah satu mimpi masa kecil #haish tercapai juga. Dari kecil saya tuh ngefans banget sama Riani Djangkaru. Si cewek tomboy, suka dolan, setrong, dan UWOW bangetlah di mata saya. Dulu doi jadi "pemeran utama" program JEJAK PETUALANG. Weslah, ya, intermezonya. Setelah paspor dan tiket ada di tangan, berangkatlah saya dan 5 temen saya ke Negeri Jiran. Kami berenam cewek semua. Tiga berangkat dari Solo, satu dari Surabaya, dan dua dari Jakarta. Kami berkumpul dan berangkat dari Bandara Soetta. Berangkat tengah malam, jadilah kami ngompreng dulu di Soetta. Maklum, janjian ketemuan jam 8 malam. Pesawat berangkat 00.30. Kan mayan kan ngomprengnya. Ngobrol ngalor-ngidul. Hingga datanglah waktu kudu antre panjang buat pemeriksaan tiket sama paspor. Alhamdulillah, s