Saya nulis ini masih dalam kondisi kedinginan. Maklum, pulang kerja, hujan turun.
Di tengah perjalanan pulang, banyak ketemu anak-anak sekolah. Ada yang dibonceng ortunya pake motor, ada yang dibonceng driver ojek online, ada yang dijemput pakai mobil.
Tetiba keinget dong sama drama Itaewon Class. #LOL
Tentang perjuangan seorang anak lelaki. Di mana dia harus kehilangan ayah yang sudah merawat dia dengan baik, di usia yang relatif muda. Saat dia masih SMA.
Ada satu kutipan di drama IC yang bikin hati saya mak nyes: Seorang anak tumbuh dengan melihat punggung orang tuanya.
Anak yang dibonceng orang tuanya pake motor yang saya lihat di jalan tadi ... Pasti dia punya rasa kagum dan bangga sendiri kepada ayah/ibunya.
Anak yang dijemput ortunya pake mobil pun, begitu.
Setiap anak lahir, tumbuh, dan besar ... Sesuai dengan lingkungan tempat dia tinggal. Dalam hal ini, keluarga.
Dan di setiap keluarga, ada kisah masing-masing. Setiap anak, punya kisah hidupnya masing-masing.
Anak yang besar dengan kasih sayang orang tua utuh, berbeda dengan anak yang besar dengan orang tua tunggal.
Anak yang besar dengan orang tua, tak bisa disamakan dengan anak yang tak dibesarkan oleh kedua orang tuanya.
Mereka punya perjuangan masing-masing.
Sama halnya dengan takdir yang harus dialami oleh Park Sae-Roy, si tokoh utama di drama IC. Selepas ayahnya meninggal, dia kehilangan sandaran. Ditambah lagi, sebelum kuburan ayahnya mengering (etapi, saya ga tahu apa ayahnya dikubur atau dikremasi) ... Sae-Roy dipenjara gara-gara melakukan percobaan pembunuhan kepada temannya--yang menabrak ayahnya hingga meninggal.
...
Ngobrolin soal takdir.
Anak dengan takdir: lahir di keluarga miskin, tentu punya kisah yang berbeda dengan mereka yang lahir dengan sendok emas di mulutnya.
Ada perjuangan, jerih payah.
Mereka baik secara alami maupun (pada akhirnya) terpaksa, memang harus lebih berjuang dan bersusah payah. Untuk hidup, makan, atau ... Sekolah.
Ada yang menjadikan hal ini sebagai ujian. Pun ada yang menjadikannya sebagai kekuatan.
Di drama itu Sae-Roy pernah bilang: Mungkin aku terlahir tak punya apa-apa, tapi aku punya banyak keinginan. Kenapa aku harus menyerah sebelum mencoba?
Anak yang terlahir bukan dari keluarga kaya, utuh, atau ... Ideal, bukan berarti mereka harus menyerah pada nasib. Mereka hanya harus berjuang. Lebih berjuang. Karena setiap orang pasti punya impian.
Hahaha. Dasar manusia baperan. Lihat drama aja disambung-sambungkan sama anak sekolah yang saat hujan boncengan sama orang tuanya.
Seakan lihat diri sendiri waktu dulu sih. Waktu sekolah, setiap pengambilan rapor, pulangnya saya selalu dibonceng pake sepeda kebo ibu/bapak.
Kami punya motor saat saya kelas 2 SMA. Ada masa di mana saya malu. Gara-gara dijemput pake pit kebo.
Tapi seiring berjalannya waktu, momen itu justru menjadi kenangan manis saya akan orang tua.
Walaupun secara materi, sampai sekarang, saya belum bisa memberi banyak kepada orang tua, tapi ada kalimat menenangkan yang selalu ibu saya katakan: alih-alih hanya fokus memikirkan perkara dunia, lebih membuat bahagia melihat kamu masih ada di rumah. Bisa tetap bertiga. Ga jauh dari keluarga.
Komentar
Posting Komentar