Langsung ke konten utama

KAMU HARUS PAHAM APA YANG KAMU MAU, KAMU HARUS TAHU APA YANG KAMU INGINKAN #1

 Part #1

Halo, apa kabar semua?

Lama tidak menulis caption panjang. Hehe.

Beberapa hari ini kepala seakan meledak gara2 memikirkan hal ini (lebay!).

Ternyata ... hal terpenting dalam hidup, yang harus jadi prioritas utama, yang paling wajib dipikirkan pertama adalah ... KAMU HARUS PAHAM APA YANG KAMU MAU. KAMU HARUS TAHU APA YANG KAMU INGINKAN.


Dalam banyak hal. Bisa dalam pekerjaan, memilih pasangan, bahkan tujuan hidup.


Mengapa begitu?

Jika kita sudah paham dengan apa yang kita mau, kita inginkan, kita jadi tahu jalan mana yang harus kita pilih.

Misalnya, saya nih.

Tujuan hidup saya saat ini cuma satu: SAYA INGIN MEMBUAT KENANGAN MENYENANGKAN SEBANYAK-BANYAKNYA DENGAN IBU.


Ada penyesalan besar saat bapak sudah ndak ada: saya tidak punya banyak kenangan menyenangkan dengan almarhum. Foto pun hanya beberapa.

Itu baru life goals ya.


Kalau soal pasangan, seperti kita tahu. Di dunia superfana ini, ada begitu banyak mahzab, karakter, pun idealisme manusia. πŸ˜„


Karena begitu banyaknya, begitu beragamnya, saya pun harus jeli dan harus tahu partner seperti apa yang saya mau. Yang saya inginkan. 


Ada tipe lelaki yang ketika menikah nanti, istrinya wajib di rumah. Ga boleh kerja. Ngurusin anak n suami aja.

Ada yang mempersilakan istrinya eksplor diri. Baik di rumah atau di luar.

Ada tipe2 lain lagi. Kalau saya sebutin satu-satu, habislah kuota menulis caption ini. 😁

Nah, karena saya cukup mengenal diri sendiri, saya jadi tahu nih lelaki kek mana yang ingin saya jadikan partner nanti.


Yang membiarkan saya eksplor diri. Antikekang2 club. πŸ˜„ 


Itu soal memilih pasangan.


Soal penghasilan. Kita juga mesti tahu dan paham, duit yang kita punya, mau kita pakai untuk apa?

Ada yang hobi beli properti, ada yang prefer buat investasi, ada yang habis untuk memenuhi kebutuhan bulanan, dll.

Kalau saya, duit dipakai buat hiduplah jelas πŸ˜„ kalau masih ada sisa, saya tabung.

Tabungannya buat apa?

Buat dolan. 🀣


Kalau kita udah tahu duit itu mau diapakan, insya allah ga bakalan ada penyesalan di depan. Saya lho. Tiap kali uang kekumpul, habis dipakai buat jalan-jalan. Ya karena emang udah diniatkan. πŸ˜„


(Bersambung di postingan selanjutnya)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak Ditentang, Sebenarnya Childfree Itu Sebuah Ancaman Atau Ketidaksiapan Atas Perbedaan?

Ada netizen yang upload foto anaknya 24/7, society fine-fine saja. Namun, ketika ada seorang netizen upload pendapat pribadi, di lapak sendiri, testimoni pribadi pula, dianggap sebagai ancaman. Yakni seseorang yang memilih Childfree!!! Padahal kalau dipikir-pikir,  manusia itu makhluk dinamis. Apa yang dipikirkan detik ini, belum tentu lima menit berikutnya masih disepakati. Manusia itu makhluk terlabil sedunia, Beb. 😁 No offens, ya Ges ya. Ak cuma menyoroti kenapa kita enggak siap menerima perbedaan. Soal perlakuan bar-bar Gitasav juga, pernah enggak kalian riset atau apa, ya, istilahnya, merenung #halah kenapa seorang Gitasav bisa sebrutal itu ke netizen? Lelahkah ida? Karena jauuuuh sebelum masalah childfree, ada soal ‘stunting’ juga yang dia sebut, dia juga sudah sering diserang dan dikata-katain. Hehe Istilahnya, ojo jiwit yen ora gelem dijiwit. Pas Gitasav nyerang balik, eh, netijen baper ✌️🫢🏻 Eh, ini saya bukan lagi membela ea. Cuma mencoba melihat dari 2 sisi. Soalny...

KENAPA ORANG LEBIH SUKA NGASIH NASIHAT KETIMBANG SEMANGAT?

 Netijen: Lebay banget sih, gitu aja distatusin? Lo kere ya? Sampai ga bisa makan? Me: Anjay. πŸ˜‚ Cara tiap orang mengelola emosi, cara orang menghadapi masalah diri, cara orang untuk 'ngomong' itu beda-beda keleus. Kalau kamu tipe penyabar, tipe diem doang saat dihadapkan sama masalah yang sama kaya saya, ya monggo. Dipersilakan. Saya malah salut. Karena orang sabar disayang Tuhan. Saya punya cara sendiri. Urusan ga sabar, urusan ga disayang Tuhan, itukan hak prerogatif Tuhan.  Kasus beda perlakuan, beda cara memperlakukan warga, tetangga, itu udah jadi persoalan klasik di setiap masyarakat. Hambok deloken chat di WhatsApp ku. Isine wong do curhat. Cuma mereka orangnya sabar, jadi diem aja.  Saya ga masalah kok engga dapat beras, engga dapat sembako, saya punya duit. Alhamdulilah.  Yang jadi masalah adalah ... beda perlakuan. Kenapa harus membeda-bedakan? Berarti kasus ada tetangga mati sampai berhari-hari itu karena kasus kaya gini? Alhamdulillahnya, kemarin Pak RT ...

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!