Langsung ke konten utama

Menikah Itu Tidak Spesial

 

 

Menikah itu tidak spesial. Karena hampir semua orang bisa melakukannya. Spesial itu, jika orang melakukan hal yang tak biasa dilakukan orang kebanyakan. Coba ingat-ingat lagi, pencapaian apa saja yang diraih, yang tak diraih orang lain.

Ga perlu grantes karena belum ketemu jodoh. Toh, Allah's timing is perfect. Allah is always ontime. Ga lebih cepat ga lebih lambat.
Klo ada orang yang julid, coba lihat pernikahannya, tanpa keluhankah? Bahagiakah? Karena orang yg bahagia dg pernikahannya rata2 ga julid hehehehe

Habis deep talk sama ibu. Pengen mengingatkan ibu, bahwa cita2nya dulu apa? Pengen anaknya 'lebih' dari dia. Bisa sekolah tinggi. Tercapai ✅
Anaknya 'berwawasan luas'. Tercapai ✅
Berpenghasilan. Tercapai ✅
Eh malah dikasih bonus 3 besar NEM tertinggi waktu SD, dapat peringkat 9 paralel waktu SMP, jadi Duta Bahasa, piknik ke Malaysia sama Thailand, dan berusaha menemukan diri sendiri secara utuh ✨

Hanya karena anaknya belum menikah, bukan berarti ibu jd ibu gagal dan bernasib buruk. Ada banyak hal bisa disyukuri dan dibanggakan ketimbang grantes mikirin hal yang sejatinya 'ghaib'. Jodoh itu levelnya sama kaya kematian. Ga ada yang tahu. Kecuali Sang Penentu. Klo udah berusaha tp blm nemu juga emg mau apa? Koprol di persimpangan jalan?
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak Ditentang, Sebenarnya Childfree Itu Sebuah Ancaman Atau Ketidaksiapan Atas Perbedaan?

Ada netizen yang upload foto anaknya 24/7, society fine-fine saja. Namun, ketika ada seorang netizen upload pendapat pribadi, di lapak sendiri, testimoni pribadi pula, dianggap sebagai ancaman. Yakni seseorang yang memilih Childfree!!! Padahal kalau dipikir-pikir,  manusia itu makhluk dinamis. Apa yang dipikirkan detik ini, belum tentu lima menit berikutnya masih disepakati. Manusia itu makhluk terlabil sedunia, Beb. 😁 No offens, ya Ges ya. Ak cuma menyoroti kenapa kita enggak siap menerima perbedaan. Soal perlakuan bar-bar Gitasav juga, pernah enggak kalian riset atau apa, ya, istilahnya, merenung #halah kenapa seorang Gitasav bisa sebrutal itu ke netizen? Lelahkah ida? Karena jauuuuh sebelum masalah childfree, ada soal ‘stunting’ juga yang dia sebut, dia juga sudah sering diserang dan dikata-katain. Hehe Istilahnya, ojo jiwit yen ora gelem dijiwit. Pas Gitasav nyerang balik, eh, netijen baper ✌️🫢🏻 Eh, ini saya bukan lagi membela ea. Cuma mencoba melihat dari 2 sisi. Soalny...

KENAPA ORANG LEBIH SUKA NGASIH NASIHAT KETIMBANG SEMANGAT?

 Netijen: Lebay banget sih, gitu aja distatusin? Lo kere ya? Sampai ga bisa makan? Me: Anjay. πŸ˜‚ Cara tiap orang mengelola emosi, cara orang menghadapi masalah diri, cara orang untuk 'ngomong' itu beda-beda keleus. Kalau kamu tipe penyabar, tipe diem doang saat dihadapkan sama masalah yang sama kaya saya, ya monggo. Dipersilakan. Saya malah salut. Karena orang sabar disayang Tuhan. Saya punya cara sendiri. Urusan ga sabar, urusan ga disayang Tuhan, itukan hak prerogatif Tuhan.  Kasus beda perlakuan, beda cara memperlakukan warga, tetangga, itu udah jadi persoalan klasik di setiap masyarakat. Hambok deloken chat di WhatsApp ku. Isine wong do curhat. Cuma mereka orangnya sabar, jadi diem aja.  Saya ga masalah kok engga dapat beras, engga dapat sembako, saya punya duit. Alhamdulilah.  Yang jadi masalah adalah ... beda perlakuan. Kenapa harus membeda-bedakan? Berarti kasus ada tetangga mati sampai berhari-hari itu karena kasus kaya gini? Alhamdulillahnya, kemarin Pak RT ...

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!