Pernah ga sih merasa bahwa di dalam hidupmu yang kamu pandang baik-baik saja itu, ternyata kamu busuk bagi beberapa orang? Tanpa sengaja sikap, tutur, atau tulisanmu menyinggung yang lain.
Itu yang sedang saya renungi sekarang.
Jangan-jangan ... sering orang tersinggung dengan apa yang saya lakukan, apa yang saya tampilkan, apa yang saya tuliskan?
Berkaca pada hubungan sosial saya dengan lingkungan. Ada teman yang bersikap B aja selayaknya teman. Ada yang memperlakukan saya bak senior. Dan ... ada yang dingin sama saya.
Dan saya ingin membicarakan yang bersikap dingin sama saya ini.
Saat pertama menyadari sikapnya, saya begitu benci. Saya pikir, "Kenapa ni anak kok beda banget klo sama saya? Sama yang lain bersikap B aja. Tapi klo sama saya kok serasa ada tembok tinggi? Kaku."
Saya menyalahkan dia. Saya menyalahkan sikapnya.
Sampai akhirnya, sampailah di pemikiran: Eh, kayaknya yang salah saya deh. Jangan-jangan, selama ini saya memperlakukan dia, layaknya dia memperlakukan saya sekarang?
Jedeeerrrr!
"Nah lho? Introspeksi gih!" kata saya pada diri sendiri.
Dan ... setelah merenung lama. Saya pun tahu jawabannya. Yap. Memang benar, selama ini saya ga terlalu 'memperhatikan' keberadaannya. Saya cuma menganggap dia sebagai rekan, bukan teman. Saya cuma menganggap dia sebagai sosok yang hanya cukup saya sapa saja, dan ga saya libatkan dalam obrolan.
Oh, God. Busuk banget, ya, saya ?
Sok-sokan menaruh perhatian sama mental illness, eh, ternyata saya justru jadi 'calon pelaku'. Mental teman saya itu kuat sih kayaknya, tapi siapa tahu, ya, kan? Klo ternyata sikap dingin saya selama ini ternyata menyakiti? Sudah menorehkan banyak luka di hati (nya).
Kalau mau diperlakukan baik, ya, perlakukan orang lain selayaknya kamu ingin diperlakukan.
Kalau mau diperlakukan baik, ya, perlakukan orang lain selayaknya kamu ingin diperlakukan.
Duh, rek. Introspeksi (setiap hari) memang perlu. Ternyata kita bisa lho berpeluang menjadikan orang bermental illness tanpa kita tahu.
Jeongmal mianhe, Chingu.
Komentar
Posting Komentar