Langsung ke konten utama

S A R A P A N P A G I

Sarapan pagi kali ini, saya perlu mengucap syukur karenanya. Dipertemukan dengan teman yang punya pemikiran, selera, bahkan cita-cita yang sama. Sebutlah dia A dan W.
Obrolan dimulai dari pembahasan gempa di Ternate. Lanjut ke pembahasan wacana pindah ibukota negara pindah ke luar Pulau Jawa. Obrolan lanjut lagi tentang ... saya yang merasa iri dengan salah satu temen saya ini. Dia dibayari perusahaan buat keliling Indonesia.
"Beruntung banget dirimu, punya kesempatan menjelajah Nusantara. Aku yakin, cara berpikirmu pasti lebih luas dari kami-kami ini. Ah! Inilah alasan kenapa kamu jadi orang begitu selow dan ga suka ngegas.”
A: “Hahaha. Bejo, Bro! Emang pekerjaan kaya gini yang aku cari. Makanya aku ga rewel pengen buru-buru nikah. Mau kunikmati aja, mumpung masih selo, ya selooww!”
Sepanjang perjalanan ke kantor saya memikirkan apa kata temen saya ini. Bener juga, ya. Saya sering banget dikatain gini: “Kayaknya kerja, tapi ga punya apa-apa.”
Bahkan ibu saya sendiri kadang suka bilang gitu. “Kae lho, isoh tuku gelang emas. Dadi tambah ayu.”
Maafkan anakmu ini, Buk, ga bisa jadi cantik kayak yang lain. Soalnya gelang kayu sepuluh ribuan tiga, sudah cukup bagi saya.
W: "Butuhku menyegarkan rohani kok. Tidak sekadar duwe opo-opo."
A : "Caleg udah banyak yang stres. Jomblo udah pada mulai stres. Guwe harus maintenance diri dong, biar fresh."
Wakakaka baksu!
A : "Tubuh itu aset juga lho. Butuh diseneng-senengin."
Jadi, simpulannya: PUNYA TEMEN BERPIKIRAN TERBUKA ITU MEMBANTUMU MENIKMATI HIDUP. Kalau ada ungkapan: Duniawi itu ga dibawa mati. Lantas, kenapa kita harus mati-matian menggapainya? Gelang emas? Rumah bagus? Mobil?
Silakan berpikir bahwa ini hanya sebuah pembenaran. Bukankah manusia hanya bisa berencana tapi Tuhan yang akan menentukan? Pun saya. Saya Cuma mau menikmati proses menanti dengan apa-apa yang saya sukai. Bukan dengan yang kalian sukai. Bekoz sayalah pemeran utama di hidup saya, bukan kamu ataupun mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!

TERNYATA, SAYA ADALAH MANUSIA BUSUK BAGI BEBERAPA ORANG

Pernah ga sih merasa bahwa di dalam hidupmu yang kamu pandang baik-baik saja itu, ternyata kamu busuk bagi beberapa orang? Tanpa sengaja sikap, tutur, atau tulisanmu menyinggung yang lain. Itu yang sedang saya renungi sekarang. Jangan-jangan ... sering orang tersinggung dengan apa yang saya lakukan, apa yang saya tampilkan, apa yang saya tuliskan? Berkaca pada hubungan sosial saya dengan lingkungan. Ada teman yang bersikap B aja selayaknya teman. Ada yang memperlakukan saya bak senior. Dan ... ada yang dingin sama saya. Dan saya ingin membicarakan yang bersikap dingin sama saya ini. Saat pertama menyadari sikapnya, saya begitu benci. Saya pikir, "Kenapa ni anak kok beda banget klo sama saya? Sama yang lain bersikap B aja. Tapi klo sama saya kok serasa ada tembok tinggi? Kaku." Saya menyalahkan dia. Saya menyalahkan sikapnya. Sampai akhirnya, sampailah di pemikiran: Eh, kayaknya yang salah saya deh. Jangan-jangan, selama ini saya memperlakukan

BACKPAKER KE NEGERI JIRAN: MALAYSIA

Hai, hai, halo. Mau cerita tipis-tipis nih tentang "petualangan" saya ke Negeri Jiran dua tahun lalu. Iya, tahun lalu. Tapi, baru sempet nulisnya sekarang. Hahahaha. Kelihatan banget malesnya. Alhamdulillah, salah satu mimpi masa kecil #haish tercapai juga. Dari kecil saya tuh ngefans banget sama Riani Djangkaru. Si cewek tomboy, suka dolan, setrong, dan UWOW bangetlah di mata saya. Dulu doi jadi "pemeran utama" program JEJAK PETUALANG. Weslah, ya, intermezonya. Setelah paspor dan tiket ada di tangan, berangkatlah saya dan 5 temen saya ke Negeri Jiran. Kami berenam cewek semua. Tiga berangkat dari Solo, satu dari Surabaya, dan dua dari Jakarta. Kami berkumpul dan berangkat dari Bandara Soetta. Berangkat tengah malam, jadilah kami ngompreng dulu di Soetta. Maklum, janjian ketemuan jam 8 malam. Pesawat berangkat 00.30. Kan mayan kan ngomprengnya. Ngobrol ngalor-ngidul. Hingga datanglah waktu kudu antre panjang buat pemeriksaan tiket sama paspor. Alhamdulillah, s