Langsung ke konten utama

BACKPAKER KE NEGERI JIRAN: MALAYSIA

Hai, hai, halo. Mau cerita tipis-tipis nih tentang "petualangan" saya ke Negeri Jiran dua tahun lalu. Iya, tahun lalu. Tapi, baru sempet nulisnya sekarang. Hahahaha. Kelihatan banget malesnya.
Alhamdulillah, salah satu mimpi masa kecil #haish tercapai juga. Dari kecil saya tuh ngefans banget sama Riani Djangkaru. Si cewek tomboy, suka dolan, setrong, dan UWOW bangetlah di mata saya. Dulu doi jadi "pemeran utama" program JEJAK PETUALANG. Weslah, ya, intermezonya.

Setelah paspor dan tiket ada di tangan, berangkatlah saya dan 5 temen saya ke Negeri Jiran. Kami berenam cewek semua. Tiga berangkat dari Solo, satu dari Surabaya, dan dua dari Jakarta. Kami berkumpul dan berangkat dari Bandara Soetta. Berangkat tengah malam, jadilah kami ngompreng dulu di Soetta. Maklum, janjian ketemuan jam 8 malam. Pesawat berangkat 00.30. Kan mayan kan ngomprengnya.

Ngobrol ngalor-ngidul. Hingga datanglah waktu kudu antre panjang buat pemeriksaan tiket sama paspor. Alhamdulillah, satu langkah terlewati, Wkwkwkw. Waktunya naik pesawat.



Pengen tahu keseruan kami eksplor KL dan Melaka?

Silakan disimak!

Hari I (11-11-2017)

04.35 Tiba di KLIA
Kami ngompreng semalaman di Bandara Soetta. Karena penerbangan ke KL klo ga salah jam 00.30 malem. Malah sempet delay apa ya? Bentar ... agak lupa. Hahaha. Soalnya sampai KL tuh jelang Subuh.

04.35-05.35 Finishing Imigrasi
Antre, seperti biasa. Ga ditanya yang aneh-aneh kok.

05.35-07.00 Isho (Istirahat Sholat)
Kami otw mushola bandara. Gosok gigi, cuci muka, pipis, BAB #LOL , trus sholat Subuh.

07.00-08.00 Beli karcis, nunggu kereta, perjalanan ke Stasiun Putra Jaya/ Cyber Jaya
Dari KLIA ke Stasiun Putra Jaya sekitar 30 menitan. Kereta bandaranya keren gwelaaaa. Mahal sih, hahaha. Tapi worth it.

08.00-15.00 Jalan-jalan di area Putrajaya (area Presint 1)
Sesampai terminal bus, kami nyari bus yang tujuannya Putra Jaya. Foto-foto dong yes di Putra Jaya. Di depan istana negara, di masjid Putra, ndeprok berjamaah di semacam alun-alun atau apalah, yang gede.
Sambil ndeprok, sambil melihat burung gagak yang terbang ke sana kemari. Hahaha.


15.00-15.30 kembali ke putrajaya central (tanya orang naik apa??)

15.30-16.15 perjalanan dari Putrajaya ke stesen imbi

16.15-16.45 jalan ke berjaya square beli tiket suttle bus untuk ke Cormal tropical (buat hari ke-4)

16.45-17.00 jalan menuju hotel + check in (Revopackers)

17.45-20.00 Isho +pijit2+ susun acara

20.00-22.30 ke Alor Night Food Court (Makan, jalan2, curhat2 ramainya dunia)

22.30-22.45 Balik ke hotel dan Boboookkk Zzzzz


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak Ditentang, Sebenarnya Childfree Itu Sebuah Ancaman Atau Ketidaksiapan Atas Perbedaan?

Ada netizen yang upload foto anaknya 24/7, society fine-fine saja. Namun, ketika ada seorang netizen upload pendapat pribadi, di lapak sendiri, testimoni pribadi pula, dianggap sebagai ancaman. Yakni seseorang yang memilih Childfree!!! Padahal kalau dipikir-pikir,  manusia itu makhluk dinamis. Apa yang dipikirkan detik ini, belum tentu lima menit berikutnya masih disepakati. Manusia itu makhluk terlabil sedunia, Beb. 😁 No offens, ya Ges ya. Ak cuma menyoroti kenapa kita enggak siap menerima perbedaan. Soal perlakuan bar-bar Gitasav juga, pernah enggak kalian riset atau apa, ya, istilahnya, merenung #halah kenapa seorang Gitasav bisa sebrutal itu ke netizen? Lelahkah ida? Karena jauuuuh sebelum masalah childfree, ada soal ‘stunting’ juga yang dia sebut, dia juga sudah sering diserang dan dikata-katain. Hehe Istilahnya, ojo jiwit yen ora gelem dijiwit. Pas Gitasav nyerang balik, eh, netijen baper ✌️🫢🏻 Eh, ini saya bukan lagi membela ea. Cuma mencoba melihat dari 2 sisi. Soalny...

KENAPA ORANG LEBIH SUKA NGASIH NASIHAT KETIMBANG SEMANGAT?

 Netijen: Lebay banget sih, gitu aja distatusin? Lo kere ya? Sampai ga bisa makan? Me: Anjay. πŸ˜‚ Cara tiap orang mengelola emosi, cara orang menghadapi masalah diri, cara orang untuk 'ngomong' itu beda-beda keleus. Kalau kamu tipe penyabar, tipe diem doang saat dihadapkan sama masalah yang sama kaya saya, ya monggo. Dipersilakan. Saya malah salut. Karena orang sabar disayang Tuhan. Saya punya cara sendiri. Urusan ga sabar, urusan ga disayang Tuhan, itukan hak prerogatif Tuhan.  Kasus beda perlakuan, beda cara memperlakukan warga, tetangga, itu udah jadi persoalan klasik di setiap masyarakat. Hambok deloken chat di WhatsApp ku. Isine wong do curhat. Cuma mereka orangnya sabar, jadi diem aja.  Saya ga masalah kok engga dapat beras, engga dapat sembako, saya punya duit. Alhamdulilah.  Yang jadi masalah adalah ... beda perlakuan. Kenapa harus membeda-bedakan? Berarti kasus ada tetangga mati sampai berhari-hari itu karena kasus kaya gini? Alhamdulillahnya, kemarin Pak RT ...

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!