Langsung ke konten utama

Hidup Nggak Melulu Soal Cinta Keleus

Shobakhul khoir, hai hai ...
Kembali lagi, cewek cuntik binti manis ini menyapa Anda-anda semua #lol. Betewe, kemarin pas berangkat kerja, aku di'hadang' sama 24 gerbong kereta api lhoh. Jadi telat gitu. *ga penting banget ye cerita kayak beginian? Trus sebelumnya, kejebak macet gitu pas lewat Jembatan Mojo. Buat kamu-kamu yang kemarin berangkat kerja sekitar pukul setengah 8 an gitu trus lewat Jalan Bekonang-Semanggi, pasti bernasib sama kayak aku: TELAT sampe tempat kerja. Hahaha ...

Kalo hari ini, pagi tadi, alhamdulillah lancar jaya. Nggak ada macet and nggak ada kereta lewat. Sampai kantor pun 10 menit lebih awal dari jadwal masuk. Emm ... hari ini, eh, tepatnya pagi ini aku mau cerita dikit nih. Masih seputar rasa 'sakit' ditinggal inceran nikah. #bwahahahahaha, belum move on, Bu? Bukannya belum move on, cuman mau sedikit curcol cara menata hati aja. Boleh kan? Boleh lah yaw, blog, blog siapa? Terserah aku mau nulis apa aja. 


Jadi, udah bukan zamannya lagi jadi GENERASI GAGAL MOVE ON. Well, menikah itu cuma sebagian kuecil dari hidup kita. Jadi, kenapa kita harus memfokuskan diri cuma ke hal-hal yang berbau kayak gitu sih? Buang-buang waktu aja kan ya? Ngomongin cinta sih boleh-boleh aja, tapi nggak terus-terusan pula. Masih banyak hal lain yang antre buat jadi fokus kita. Orangtua mungkin. Ya, bisa jadi selama ini kita belum jadi anak yang baek. Nah, kenapa nggak kita kasih cinta maksimal kita ke ortu? Setelah cinta sama Allah and Rasul dong ya. Ingat nggak sama lagunya Yusuf Islam yang judulnya "Your Mother"? Inget kagak? Apa jangan-jangan belum pernah denger? -___- 

Oke-oke. Aku kasih liriknya nih:

YOUR MOTHER
Who should I give my love to?
My respect and my honour to
Who should I pay good mind to?
After Allah
And Rasulullah

Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father

Cause who used to hold you
And clean you and clothe you
Who used to feed you?
And always be with you
When you were sick
Stay up all night
Holding you tight
That's right no other
My mother

Who should I take good care of?
Giving all my love
Who should I think the most of?
After Allah
And Rasulullah

Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father

Cause who used to hear you Before you could talk
Who used to hold you?
Before you could walk
And when you fell who picked you up
Clean your cut
No one but your mother
My mother
Who should I stay right close to?
Listen most to
Never say no to
After Allah
And Rasulullah

Comes your mother
Who next?Your mother
Who next?Your mother
And then your father

Cause who used to hug you
And buy you new clothes
Comb your hair
And blow your nose
And when you'd cry
Who'd wiped your tears?
Knows your fears
Who really cares?
My mother

Say Alhamdulillah
Thank you Allah
Thank you Allah
For my mother.

Dalem banget kan maknanya?
Kadang aku berpikir, kenapa di umur sekian (red: 24) aku belum dipertemukan sama Mr X. Tapi, kalo mau mikir lebih dalem lagi, ternyata, bisa jadi ... Allah mau ngasih kita kesempatan buat "bercinta" dengan ortu kita. Kita dikasih ladang amal dengan cara berbakti kepada ortu. Hmm ... iya juga sih. Kadang kita disibukkan dengan hal-hal remeh temeh yang jauh dari manfaat, kayak: hang out sama temen, maen gadget, nonton tv seharian, dll. Padahal, kalo kita mau duduk santai, ngobrol sama ortu, asyik juga kayaknya. Bantuin ibu masak, nemenin bapak ngurusin peliharaan. Wah, ternyata buat jadi anak sholeh yang berbakti sama ortu nggak susah-susah amat caranya. Hihi ... Alhamdulillah, Ya Rabb, Engkau masih memberiku ortu yang lengkap. Yang telah merawat dan membesarkan cewek cuntik binti manis ini sampai usia setahun kurang dari seperempat abad.



Huah!
Ibuuuuuuu ............
Bapaaaaaakkkkk ............
I LOVE YOU coz Allah

^_^ Hidup itu sederhana ya, Guys.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak Ditentang, Sebenarnya Childfree Itu Sebuah Ancaman Atau Ketidaksiapan Atas Perbedaan?

Ada netizen yang upload foto anaknya 24/7, society fine-fine saja. Namun, ketika ada seorang netizen upload pendapat pribadi, di lapak sendiri, testimoni pribadi pula, dianggap sebagai ancaman. Yakni seseorang yang memilih Childfree!!! Padahal kalau dipikir-pikir,  manusia itu makhluk dinamis. Apa yang dipikirkan detik ini, belum tentu lima menit berikutnya masih disepakati. Manusia itu makhluk terlabil sedunia, Beb. 😁 No offens, ya Ges ya. Ak cuma menyoroti kenapa kita enggak siap menerima perbedaan. Soal perlakuan bar-bar Gitasav juga, pernah enggak kalian riset atau apa, ya, istilahnya, merenung #halah kenapa seorang Gitasav bisa sebrutal itu ke netizen? Lelahkah ida? Karena jauuuuh sebelum masalah childfree, ada soal ‘stunting’ juga yang dia sebut, dia juga sudah sering diserang dan dikata-katain. Hehe Istilahnya, ojo jiwit yen ora gelem dijiwit. Pas Gitasav nyerang balik, eh, netijen baper ✌️🫢🏻 Eh, ini saya bukan lagi membela ea. Cuma mencoba melihat dari 2 sisi. Soalny...

KENAPA ORANG LEBIH SUKA NGASIH NASIHAT KETIMBANG SEMANGAT?

 Netijen: Lebay banget sih, gitu aja distatusin? Lo kere ya? Sampai ga bisa makan? Me: Anjay. πŸ˜‚ Cara tiap orang mengelola emosi, cara orang menghadapi masalah diri, cara orang untuk 'ngomong' itu beda-beda keleus. Kalau kamu tipe penyabar, tipe diem doang saat dihadapkan sama masalah yang sama kaya saya, ya monggo. Dipersilakan. Saya malah salut. Karena orang sabar disayang Tuhan. Saya punya cara sendiri. Urusan ga sabar, urusan ga disayang Tuhan, itukan hak prerogatif Tuhan.  Kasus beda perlakuan, beda cara memperlakukan warga, tetangga, itu udah jadi persoalan klasik di setiap masyarakat. Hambok deloken chat di WhatsApp ku. Isine wong do curhat. Cuma mereka orangnya sabar, jadi diem aja.  Saya ga masalah kok engga dapat beras, engga dapat sembako, saya punya duit. Alhamdulilah.  Yang jadi masalah adalah ... beda perlakuan. Kenapa harus membeda-bedakan? Berarti kasus ada tetangga mati sampai berhari-hari itu karena kasus kaya gini? Alhamdulillahnya, kemarin Pak RT ...

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!