Langsung ke konten utama

BURNOUT: CAPEK FISIK DAN MENTAL YANG BAHAYA JIKA DISEPELEKAN

 


Kemarin, temen saya cerita. Dia sedang di fase burnout.

Bener-bener capek. Pertama, mulai merasa capek mental. Baru selanjutnya, capek mental itu ngaruh ke fisik. 

Kita perlu pahami dulu definisi burnoutBurnout adalah kondisi stres kronis di mana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional karena pekerjaan.

Mari kita lihat gejala-gejalanya berikut ini:

  • Menarik diri dari sosial 
  • Emosi tidak stabil
  • Tidak bersemangat mengerjakan hal yang disukai 
  • Tidak ingin banyak bicara 
  • Kulit kering 
  • Kuku mengelupas 
  • Ingin makan es batu 
  • Ingin makan yang manis-manis
  • Sering memikirkan cara untuk kabur
  • Insomnia atau kadang justru mudah ngantuk

Kalau separo lebih gejala di atas ternyata kamu alami, plis, istirahatlah!!!

Ketika kamu orang yang biasanya semangat, tapi tetiba mendadak ndoyong dan nglokro, bisa kamu memang dia sedang di fase ini.

Ga usah self diagnose macem-macem. Mulai dari bipolarlah, anxiety-lah, bahkan sampe under estimated diri sendiri. No!

Coba istirahat. Letakkan sejenak kerjaan-kerjaanmu. Berhenti sejenak dari rutinitas harian. Tubuh udah ngasih tanda-tanda. Kalau kamu sampai menyepelekan, takutnya bisa menumpuk dan jadi bom waktu. Booom!

Gimana cara menghadapi burnout?

1. Ambil waktu untuk diri sendiri

Ada lho orang yang jarang me time. Jarang mendengar apa mau sendiri. Jarang ga sadar dengan mimpi sendiri. Pokoknya kerja kerja kerja. Tubuh sudah ngasih sinyal capek, tapi dia ngotot.

Plis, plis banget. Take your time! Cintai dirimu sesekali. Karena kalau bukan kamu yang peduli sama diri sendiri, siapa lagi? Ortu, pasangan, anak tidak akan bisa mengerti kamu 100% selain kamu sendiri.

Mengambil waktu hanya untuk diri sendiri itu bukan selfish lho. Bukan hal yang egois. Kamu sedang memberi waktu diri sendiri untuk bahagia. Melakukan hal yang menyenangka, misal: solo traveling, makan makanan yang kamu dambakan, belanja, jadi relawan di panti asuhan (atau yang lain), atau lakukan apa pun yang kamu impikan.

2. Kurangi hal yang terlalu berat untuk kamu kerjakan

Kadang, kita telalu memforsir diri sendiri. Mengembat segala kerjaan tanpa tahu kapasitas sendiri. Ya, memang tak bisa disamaratakan di kondisi semua orang, ya. Karena memang, faktor tuntutan atau kondisi yang menjadikan seseorang harus menjadi workaholic dan memforsir diri sendiri. Namun, barang sehari, coba kamu kurangi hal yang menurutmu berat.

Kamu coba untuk mendengar kapasitas sendiri. Jika dirimu merasa payah, coba istirahat sejenak. Jika memungkinkan, cari pekerjaan atau hal lain yang dirasa lebih ringan.

3. YOLO, You Only Live Once

So, enjoy the moment. Kerja keras boleh kok. Tapi, kamu harus menikmati pekerjaan itu. Ada ungkapan yang sekarang baru nge-trend: LIVE YOUR LIFE. Hidupkan hidupmu. 

Menikmati pekerjaan, menikmati waktu, menikmati hidup. Kita ga harus bahagia setiap hari kok. Karena kita cuma perlu menikmati setiap fase yang datang di hidup kita.

Hidup cuma sekali, dan buat kamu bangga dengan diri sendiri.

...

Sudah siap menjadi sosok yang dibanggakan diri sendiri? Jika tubuh mulai memberi sinyal lelah, istirahatlah. Salah satu aset terbesarmu adalah tubuhmu. So, baik-baik sama dia, ya! Take care of your body ^_^

Oh, iya. Jangan lupa: LOVE YOURSELF FIRST!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngomongin Soal Critical Thinking

  Kemarin lusa, saya ngobrol sama temen soal critical thinking yang engga diajarkan sejak dini. Kami adalah 'korban' orang tua yang menerapkan pola asuh apa-apa engga boleh. Eh, jangan main air, ntar masuk angin.  Eh, jangan main tanah, ntar kemasukan cacing. Eh, jangan ini jangan itu ... Akhirnya, karena sering dilarang-larang dan dilokne, kami jadi males buat eksplor diri. Tanya soal hal-hal baru pun, kami kena semprot. Katanya, kebanyakan tanya. Masih kecil. Hehe. Jadilah ... Kami males tanya-tanya lagi. Dilarang eksplor diri. Dilarang tanya itu ini. Ya, gitu. Akhirnya otak kreatif kami mandeg. Sampai akhirnya ... Pada usia yang engga muda lagi, kami baru berani untuk berani. Hahaha. Baru berani untuk berani. Baru berani eksplor. Nyoba ini-itu. Soalnya merasa udah 'merdeka'. Ga ngrepotin orang tua. Haha. Alhamdulillahnya sih orang tua engga suka cawe-cawe lagi. Mereka membiarkan saya buat eksplor. Melakukan apa aja yang saya mau. Memutuskan apa-apa sendiri. Jadilah d

Apa yang Terjadi dengan Mereka yang Ditinggal Mati?

Rindu. Sudah lebih dari empat puluh hari setelah bapak pergi. Rasanya ... Cuma kaya ditinggal bapak piknik. Rasanya, suatu hari nanti bapak akan kembali.  Berharap tiba-tiba bapak muncul di depan pintu. Suara motor smash-nya kedengeran dari jauh seperti biasa. Lalu motor diparkir di depan pintu. Bapak pun masuk, dengan senyum ramahnya. Bapak, bapak nggak kangen akukah? .... Seperti ada yang hilang.  Seperti ada yang kosong. Seperti ada yang kurang. .... Lalu ... rindu tiba-tiba datang menggebu. Baik yang kurasa, maupun ibu. Bapak yang kemarin masih cerewet, yang suaranya keras, yang suka bercengkerama sama anak-anak kecil, tiba-tiba hilang begitu saja. Tak ada raganya. Tak bisa dipegang. Tak bisa bertatap muka. Apa bapak sedang menatap kami? .... Kepergian bapak membuatku menjadi berpikir kembali tentang hidup. Dulu, saat mendengar kalimat: URIP KUWI GUR MAMPIR NGOMBE (hidup itu cuma mampir minum), nggak terlalu ngeh. Tak terlalu nggagas. Pas bapak udah nggak ada: KOK HIDUP TUH KAYAK M

Benarkah Kita Hidup Hanya Mencari Bahagia?

  20 Januari 2023 lalu, desa saya berduka. Karena salah satu perangkat desa saya wafat karena laka air. Sebagian orang berpikir: 1. Mesakne meninggal merga tenggelam 2. Mesakne bojone urip dewean 3. Mesakne urung tua kok wes dipundut Dan segala bentuk keprihatinan yang lain. Wajar. Namun, ada satu hal yang orang lupakan. Bahwa meninggal itu pasti. Hanya saja kita tidak tahu dengan cara apa dan di mana. Alm. Pak Broto (menurut saya) meninggal dalam keadaan indah. Memang, kematian selalu menyisakan luka bagi mereka yang ditinggal. Tapi, saya menggarisbawahi bahwa beliau meninggal dengan cara yang indah. Pagi-pagi beliau sudah membantu istrinya jualan. Kemudian beliau berangkat ke sawah (dalam rangka mencari nafkah). Qodarullah, terpeleset ketika mengatur saluran irigasi untuk pengairan sawah. Meninggal pada hari Jumat pula. Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang mati syahid ada lima macam, yaitu orang yang kena tha'un (wabah), orang yang mati kar