Langsung ke konten utama

‘Dia’Akan Datang Pada Waktunya

Saya punya teman. Dia sedang giat memperdalam ilmu agama. Peristiwa apapun yang singgah di hidupnya, selalu menjadi cerita asyik untuk dibahas di antara kami berdua. Dia menjadi penafsir hikmah. Dia selalu menerima setiap keadaan dengan ikhlas dan penuh syukur. Masya Allah, luar biasa perubahannya kini.
Kisah terbaru. Inspirasi dia dapat tadi pagi. Kisah kali ini bertema ‘jodoh’. Jodoh memang di tangan Allah, tapi jika tidak kita jemput, yaaa akan terusan di tangan Allah, hehe... Kisah terjadi di dalam kereta. Teman saya berangkat dari Stasiun Kutoarjo menuju Jogja. Sepanjang perjalanan, teman saya mendapat teman perjalanan yang sangat mengagumkan. Pasangan keluarga dengan satu anak yang sangat manis. Sang istri berusia sekitar 40 tahunan, berjilbab lebar, dan berwajah biasa. Sedangkan sang suami, usia berkisar 30 tahunan dan berwajah ganteng. Orang awam mungkin akan mencibir, merasa tidak percaya, serta bisa jadi menganggap mereka sebagai kakak adik. Tapi, Allah berkehendak lain. Allah pun MahaAdil.
Dikisahkan, sudah hampir 40 tahunan, wanita tersebut menunggu sang pangeran penyempurna agamanya datang. Tak bisa dihitung lagi jumlahnya. Namun, setiap dihadapkan dengan satu pertanyaan yang diajukan sang wanita, para lelaki itu mundur satu persatu. Pertanyaan yang ringan, tetapi memerlukan kesungguhan dan tawakal yang kuat bagi si lelaki.
“Kalau nanti saya tidak bisa memberikan keturunan, bagaimana?”
Pertanyaan yang menukik memang.
Sampai akhirnya, karena memang berjodoh, lelaki yang kini menjadi suaminya, menyaguhi dan tidak mempermasalahkan apakah dia bisa memberikan keturunan atau tidak. Baginya, baik agama adalah landasan kuat untuknya untuk menikah.

Mereka pun menikah. Dan alhamdulillah, dikaruniai seorang anak yang manis, gesit, dan pintar. Masya Allah, rahasia Allah memang selalu membuat kejutan. Menjadi penyemangat dan pengokoh iman. Yang terpenting adalah prosesnya. Bagaimana kita mengisi hari-hari dalam penantian. Percayalah, proses yang baik akan melahirkan hasil yang baik pula. Selamat menanti, duhai kawan-kawan seperjuangan dalam penantian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AWE SAMBAT #4

  Tuhan, pengen nabung nih. Banyak yang pengen saya lakukan. Butuh banyak uang. Boleh minta kerjaan? Tuhan pun ngasih kerjaan. . . Orang sukses: Alhamdulillah, ada kerjaan. Kerja kerja kerja! Selesai. Me: Alhamdulillah, ada kerjaan. Tapi, nanti aja deh. Lagi mager. Besoknya. DL masih lama. Ntar aja. Besoknya lagi. Ntar aja pas mepet DL. Pas udah DL. Ya ampun, gimana nih? Ak kudu mulai dari mana? *** Kaya gitu kok suka ngeluh hidup "cuma gitu-gitu aja". Flat. Monoton. Ya emang kamunya (kamu, We) ga ada aksi. Ga mau berubah. Udah gitu masih bisa senyam-senyum pula. Gila!

TERNYATA, SAYA ADALAH MANUSIA BUSUK BAGI BEBERAPA ORANG

Pernah ga sih merasa bahwa di dalam hidupmu yang kamu pandang baik-baik saja itu, ternyata kamu busuk bagi beberapa orang? Tanpa sengaja sikap, tutur, atau tulisanmu menyinggung yang lain. Itu yang sedang saya renungi sekarang. Jangan-jangan ... sering orang tersinggung dengan apa yang saya lakukan, apa yang saya tampilkan, apa yang saya tuliskan? Berkaca pada hubungan sosial saya dengan lingkungan. Ada teman yang bersikap B aja selayaknya teman. Ada yang memperlakukan saya bak senior. Dan ... ada yang dingin sama saya. Dan saya ingin membicarakan yang bersikap dingin sama saya ini. Saat pertama menyadari sikapnya, saya begitu benci. Saya pikir, "Kenapa ni anak kok beda banget klo sama saya? Sama yang lain bersikap B aja. Tapi klo sama saya kok serasa ada tembok tinggi? Kaku." Saya menyalahkan dia. Saya menyalahkan sikapnya. Sampai akhirnya, sampailah di pemikiran: Eh, kayaknya yang salah saya deh. Jangan-jangan, selama ini saya memperlakukan

BACKPAKER KE NEGERI JIRAN: MALAYSIA

Hai, hai, halo. Mau cerita tipis-tipis nih tentang "petualangan" saya ke Negeri Jiran dua tahun lalu. Iya, tahun lalu. Tapi, baru sempet nulisnya sekarang. Hahahaha. Kelihatan banget malesnya. Alhamdulillah, salah satu mimpi masa kecil #haish tercapai juga. Dari kecil saya tuh ngefans banget sama Riani Djangkaru. Si cewek tomboy, suka dolan, setrong, dan UWOW bangetlah di mata saya. Dulu doi jadi "pemeran utama" program JEJAK PETUALANG. Weslah, ya, intermezonya. Setelah paspor dan tiket ada di tangan, berangkatlah saya dan 5 temen saya ke Negeri Jiran. Kami berenam cewek semua. Tiga berangkat dari Solo, satu dari Surabaya, dan dua dari Jakarta. Kami berkumpul dan berangkat dari Bandara Soetta. Berangkat tengah malam, jadilah kami ngompreng dulu di Soetta. Maklum, janjian ketemuan jam 8 malam. Pesawat berangkat 00.30. Kan mayan kan ngomprengnya. Ngobrol ngalor-ngidul. Hingga datanglah waktu kudu antre panjang buat pemeriksaan tiket sama paspor. Alhamdulillah, s